Sebuah kisah terlukis dalam coretan kanvas, sejenak merenung tentang makna, dari goresan penuh warna bersarat makna.
Jemari jemari anggun, berkelak-kelok, melukis kisah tentang kita.
Ungkapan tersirat, tak terlihat.
Tanpa sadar aku berkhayal, tentang manisnya masa dimana kita pernah bersama. Sebongkah khayalan melambung di kepala, bak arus ombak, berderu deru mengetarkan dada.
Awan putih dan langit biru menghiasi latar, dimana sepasang kekasih bertegur sapa, menjalin canda. Kisah yang berlanjut bagai cerita dalam drama. Bunga bunga bertebaran dan Suara tepuk tangan dan ucapan selamat berdatangan, menyambut kita yang tengah di naungi kebahagian.
Hari demi hari kita lalui bersama. Memupuk asa untuk masa depan yang bahagia. Esok dan selamanya, kita berfikir akan bersama. Namun nyatanya?
Tiada sangka kau berdusta. Mengkhianati janji suci kita. Nafas ku tercekat, dada ku sakit menahan siksa.
Setetes air mata mengalir, menghentikan jemari yang tengah mencoretkan kisah kita.
Aku terhenti. Jiwaku pun begitu. Rasanya hari itu menghentikan langkahku. Karna mu.
Janji itu tak akan terpenuhi tanpa mu. Langkah ini terhenti dikala itu. Hanya tubuh yang berjalan maju, tapi tidak dengan hatiku.
Terisak dalam balutan rindu.
Sembari meredam kekalutan hati, aku berucap "kita berada di tempat yang sama, tapi kita..."
Tak sanggup aku teruskan kemudian kau menjawab dalam hembusan angin. Dan berlalu tanpa tahu keadaan ku saat ini. Disini. Ditempat kita.
Sabtu, 03 Mei 2014
Live in the same place, but we....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Comment:
Posting Komentar