Stiap orang brkata bgini lah aku. Tiap orang mnilai bgotalah aku. Seyogya'a aku marah. Mengelak celaan mereka yang tdk pntas di ucapkan bagi orang yg mmiliki intelektual.
Sepantasnya tak ada cercaan pahit dari lidah lentur mereka.
Kejam memang!
memojokan aku ke sudut gelap.
Mematahkan semangat.
Menyesal rasanya hidup di dunia. Terkadang terbersit utk lari ke jalan tanpa rasa sakit yakni kematian.
berfikir jika itu adalah pilihan terbaik bagi ku yang tersingkirkan.
Tak apa! Ini adalah tamparan kesekian kalinya tapi bukan pukulan yang mematikan.
Aku melihat kenyataan. Jika dunia memang begini adanya. Murni penuh kepalsuan.
Tak ada kenyataan manis yang di dapat kurasa kecuali bahwa aku masih pny orang tua.
Menengok mereka yang berada dibelakang ku. Yang selalu tersenyum apapun kesalahan dan keburukanku. Yang bertahan untuk menyokong ku. Untuk apalagi aku bertahan kalo bukan karna mereka.
Terseok-seok aku melangkahi kasarnya bebatuan yang ku pijak. sakit rasanya kaki ini melangkah. berat rasanya tubuh ini beranjak. Aku tersungkur. Meratap.
setetes air mata mulai membasuh pipi. Menciptakan keironisan dunia fana yang di ciptakan. Tapi aku teringat, jikalau bukan "pukulan mematikan" aku jangan menyerah.
Ini hanya sebagian kecil. Ini baru setitik dan ini bukan apa-apa.
Ya, ini bukan apa-apa!
Biarlah mereka berucap apa. Biarlah mereka mencela apa.
sekali lagi, ini bukan apa-apa.
Kamis, 15 Mei 2014
Ini bukan apa-apa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pesan moral yang bisa didapat: pantang menyerah dalam menghadapi masalah kehidupan dan selalu ingat pada nasihat orang tua.
BalasHapus