Sabtu, 04 Juli 2015

- Choose to follow the Buddha's Way -

Akhirnya jadi juga angkat tema ini di blog. Bukan gue mau rasis atau apa. Sebelumnya ini cuman postingan iseng gue ajah tentang agama yang gue anut. Isengnya karena?? Gue mau jelasin sedikit tentang sebenarnya agama buddha itu kaya gimana. Karena ini agama minoritas dan paling jarang ditemui di sekolah-sekolah jadi gue mau kasih tau ajh, sedikit kok, i'm nothing!!

Sebenernya yang dibahas gak jauh-jauh dari gue. Hahaha.. this is my own. Bermulaa, beberapa waktu lalu gue sempet ragu. Inget RAGU! Sama agama yang gue anut ini. Kenapa?
Karena gue masih gak yakin mengenai 1 hal, yaitu masalah "ketuhanan" dalam agama Buddha. Otak gue masih belum nangkep kenapa dalam agama ini tidak sama sekali di ajarkan untuk bergantung pada yang dinamakan Tuhan.
selama beberapa hari merenungi konsep Ketuhanan yang Buddha jelaskan masih tetep gak ngerti - emang otak guenya juga yang oon jadi ini bukan salah agamanya tapi salah guenya sebagai manusia-. Tapiii di hari kamis malam saat gue pergi kebaktian, seakan-akan karma baik gue tengah berbuah tema yang diangkat mengenai konsep Ketuhanan pembicaranya Pak Cornelius kalo gak salah-asli gue lupa banget sama namanya, tapi ini bapak yang udah tua, mungkin gue perlu panggil beliau eyang, apapun panggilan dan maaf sekali karena saya melupakan nama beliau ini- beliau menjelaskan mengenai konsep Ketuhanan di dalam Agama Buddha menjadi lebih mudah gue cerna. Bener-bener tulus dari hati gue,-makasih banyak Pak-  gue bersyukur banget dateng ke Vihara kamis itu. Gue biasanya masih suka bolong-bolong apalagi kalo udah kuliah, gue punya seribu satu alasan buat gak pergi kebaktian. Karena tema yang diangkat ini kaya ngejawab pertanyaan yang selama ini gue pertanyakan, gue jadi bahagia luar biasa pas tahu kenapa di agama Buddha tidak mengenal yang namanya Tuhan.
Sebagai seorang Buddhis yang baru saja mengerti dan semakin yakin akan apa yang udah gue pilih, gue akan jelasin sedikit saja mengenai Hukum Kamma. Kita selalu saja bergantung pada Hukum Kamma, bagi umat Buddhis yang tidak mengerti jelas dengan makna dibalik hukum ini pasti akan berpindah ke agama lain. Ya jelas! Gue ajah hampir mau pindah karena kerumitan yang gue temui dari ajaran yang ada.
Tapi semua salah besar saat kalian mengenal dengan lebih baik apa itu Hukum Kamma. Hukum Kamma itu kan artinya hukum sebab-akibat. Di dalam agama Buddhis tidak mengenal Tuhan karena kita meyakini bahwa semua yang terjadi dibumi dan di alam semesta ini sudah berproses dengan sendirinya dan kehidupan ini berjalan sesuai hukum kamma. Tak ada lagi sosok Tuhan yang diajarkan oleh agama lain, dimana Tuhan yang telah mengatur segala kehidupan ini. Gue akan mencontohkan kenapa gue merasa ketidakadaan Tuhan dalam agama Buddha itu realistis.
" ada 2 orang anak si A dan B, mereka adalah anak yang baik dan memiliki iman yang kuat untuk agama yang mereka anut,keduanya bukanlah beragama Buddha. Hari itu, si A sebelum pergi ke sekolah bertemu dengan seorang pengemis tua yang renta dan si A memberikan sedikit uang jajannya di lain pihak si B juga bertemu dengan seorang pengemis dan juga memberikan dana kepada pengemis. Namun sepulang sekolah, saat keduanya berjalan bersama untuk pulang si A mengalami kecopetan dan disaksikan jelas oleh si B yang ada disebelahnya tapi si B tidak di copet. Si A kehilangan uang jajannya".
Membaca kisah di atas, karena kita sedang membahas mengenai Hukum Kamma, bisa saja si A saat berdana tadi tidak ikhlas sedangkan si B tulus memberi, jelas kedua perbuatan yang mereka lakukan sama baiknya tapi niat dibalik dana yang menjadikan mereka berbeda. Gue gak jelasin bagaimana pandangan agama lain mengenai hal ini tapi bagi Hukum kamma ini semua telah berproses dan kamma buruk si A tengah berbuah di waktu yang sama dan kamma baik B juga tengah berbuah sehingga dia tidak ikut di copet.

Selain kisah diatas, ini sebuah pernyataan dari seorang teman gue yang non-Buddhis. Dia menjelaskan seperti ini "jika seseorang melakukan pembunuhan dan itu telah direncanakan oleh Tuhan, jika si pembunuh itu kabur-karena sudah rencana-Nya- si pembunuh tidak akan pernah tertangkap". Saat mendengar ini gue agak kaget dan gue semakin semakin yakin bahwa ajaran yang Buddha ajarkan jelas paling cocok buat gue.  Dan lagi, kata ini "ehipassiko" yang artinya "Datang, Lihat dan Buktikan". Sang guru Buddha tidak pernah sekalipun mengajarkan orang lain untuk berpindah agama dan berpaling ke jalan yang telah Beliau temukan. Jika kita penasaran dengan ajaran ini maka "datanglah" setelah itu "lihatlah" ajarannya, jika Baik bagi kita maka "buktikan" di kehidupan kita sekarang namun jika tidak tinggalkanlah. Sang Buddha tidak pernah memaksa dan mengajarkan umatnya juga untuk tak memaksa. Biarlah diri sendiri yang menilai baik tidaknya karena kehidupan ini tidak diatur oleh seseorang tapi kita sendirilah yang mengatur hidup kita. Kita sudah di ajarkan bagaimana berbuat baik dan apa yang tidak baik, jika kita tahu, kita akan mengatur hidup kita menjadi baik. Satu lagi, syair dhammapada 1 mengenai "pikiran". Sang Budda menjelaskan jika "pikiran adalah pelopor, apa yang kita pikirkan itulah apa yang akan terjadi".

Dari postingan ini, gue mau menyimpulkan jika Buddha bukanlah orang yang harus  disembah tapi Buddha adalah guru yang dapat diikuti.
Sekian postingan kali ini semoga kita semua selalu hidup bahagia dan damai.
Salam buddhis dari saya, namo Buddhaya 😄.

0 Comment:

Posting Komentar

 

-Diary si Pemimpi(n)- Template by Ipietoon Cute Blog Design